Kerja Sistematis

0 28

Asal Tulis

Sistematis. Semua unsur bekerja dalam sistem terpadu. Serba teratur. Dengan hasil yang pasti. Untuk kebaikan bersama. Semua senang. Semua tenang. Menikmati kenyamanan. Tujuan yang dikehendaki tercapai.

Sistem kerja yang rapi teratur memang dibutuhkan dalam kehidupan. Kata kuncinya manajemen. Pengaturan semua sistem agar berfungsi normal dengan hasil akhir kebaikan bersama. Dalam sistem kerja, tiap bagian mengurus bagiannya dengan penuh tanggung jawab. Fokus. Rapi. Teliti. Sesuai standar operasional prosedur.

Hal ini kelihatan dalam dunia penerbangan. Dari ruang tunggu 3 bandara Ngurah Rai, saya mengamati semua unsur yang sedang bekerja mengurus sekian banyak penumpang yang naik turun pesawat. Bagian check in, imigrasi, petugas di ruang tunggu, petugas di bagian bagasi, petugas pengisian bahan bakar pesawat, pemandu pesawat, bus pengangkut penumpang, petugas menara pengawas, awak kabin, dan pilot serta copilot. Semua bekerja sesuai SOP. Sistematis.

Dalam dunia kerja lainnya, manajemen kerja sistematis memang perlu diterapkan pula. Termasuk dalam dunia formasi calon imam. Ada dua dimensi. Pertama dimensi organisasi makro. Seminari sebagai sebuah lembaga formasi calon imam. Ada banyak unsur yang berperan di sana. Ada Preses, Prefek, formator, formandi, para suster, karyawan, karyawati. Semua berada dalam satu sistem hidup, juga sistem kerja dengan pembagian tugas yang jelas dan baku. Maka tanggung jawab tiap bagian itu sangat penting. Jika semua unsur bekerja sesuai SOP masing-masing maka proses formasi berjalan baik dan hasil yang diharapkan bersama bisa terwujud.

Kedua, dimensi organisasi mikro atau  formandi atau calon imam. Para calon imam hidup bersama dalam unit dan konvik masing-masing. Setiap konvik dan unit memiliki sistem formasi yang terpadu dalam keseluruhan seminari. Para calon imam memiliki sistem organisasi hidup yang diatur pada tingkatan seminari, konvik dan unit. Semua formandi mengambil bagian dalam keseluruhan sistem dengan peran masing-masing yang unik, khas dan terpadu. Di sana ada hak dan kewajiban yang patut dipatuhi. Jika semua berjalan dengan baik maka tujuan optimal dari proses formasi dapat tercapai. Semua unsur dapat menjalankan bagiannya secara tertib. Bahkan sampai pada tingkatan individu sebagai bagian dari formasi. Kesadaran akan “ada-sebagai-bagian” menjadi elemen psiko-intelektual yang memungkinkan adanya tindakan partisipatif dalam kerja sama dan kebersamaan demi bonum commune formasi. Iklim sistematis ini perlu dijaga dan dihayati kontinyu dalam kesatuan itikad baik. Disiplin dalam sistematisasi formasi bakal bermuara pada ketercapaian harapan Gereja akan formandi berkualitas yang dihasilkan seminari. Maka kata kunci dalam manajemen sistematis sebenarnya adalah disiplin. Apa itu disiplin? Ternyata kata itu berasal dari kata discipulus (Latin) atau disciple (Inggris) yang berarti murid. Disiplin berarti kemuridan. Intisarinya adalah semangat kemuridan. Jabarannya: taat, patuh, setia, jujur, lurus, konsekuen, rajin, semangat belajar tinggi, selalu mau maju, gigih meningkatkan kualitas diri pada umunya dan kualitas intelektual pada khususnya. Orang yang bekerja sistematis pasti disiplin. Orang yang disiplin pasti sukses.

 

Sipri Senda

Ruang tunggu 3 Ngurah Rai

Comments
Loading...

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More