Bapak Raymundus dan Mama Martina dari Wanokaka

0 98

Stasi Bunda Maria Selalu Menolong Rua, Wanokaka, bagian dari Paroki Lamboya. Di stasi ini ada seorang tokoh umat Katolik yang termasuk dalam barisan perintis Gereja Katolik di tempat ini, yaitu bapak Raymundus Higa Ledi. Bertahun-tahun dia menjadi pembina umat dan ketua stasi.

Pada masa Rm Marsel Lamunde menjadi Pastor Paroki Lamboya, stasi ini semakin berkembang. Menurut kisah bapak Raymundus, gedung gereja stasi dibangun oleh Rm Marsel. Salah satu program yang diingat baik adalah pemberdayaan ekonomi umat dengan babi bergulir. Rm Marsel menyediakan induk babi bagi umat. Pesannya singkat saja. “Induk babi saya punya, anak babi kamu punya.” Tapi setiap umat yang telah mendapat induk babi wajib menggulirkan induk itu ke umat lain agar semuanya memiliki babi peliharaan di rumah. Induk itu bergulir sampai tidak bisa beranak lagi. Rm Marsel akan mengambilnya kembali dan menyediakan induk baru untuk umat lainnya yang belum mendapat giliran.

Program ini berhasil meningkatkan ekonomi umat. Mereka memiliki babi sendiri dan bisa hidup dari usaha beternak babi.

Bapak Raymundus tinggal di Rua sebagai tokoh umat dan masyarakat yang memiliki aset berupa tanah yang luas. Sejak mudanya dia rajin bekerja, baik sebagai petani maupun nelayan. Hasil kebun dan laut dibawa ke Waikabubak untuk dijual. Satu hal menarik adalah dia membuat kebun di beberapa lahannya. Ternyata salah satu lahan itu diperuntukkan bagi pastor paroki, Rm Marsel. Maka setiap kali panen jagung, padi, ubi kayu, sayuran, bapak Raymundus selalu antar ke pastoran untuk Rm Marsel. Selain itu, istrinya, mama Martina Podu Lau, biasanya juga mengiris ubi, dan mengeringkannya untuk dijadikan gaplek. Gaplek itu pun diantar ke pastoran.

Mama Martina sebagai ibu rumah tangga yang setia mendampingi suaminya bapak Raymundus, memiliki keterampilan mengolah makanan khas dari ubi, jagung, padi, labu. Namanya kawiro dalam bahasa Lamboya atau kango’ja dalam bahasa Rua. Biasanya ketika panen ubi berlimpah dan dibikin gaplek. Ubi dimasak campur beras atau jagung, dmasak sampai matang dan kental. Zaman dulu, kawiro dimakan dengan sayur dan daging atau ikan, disuguhkan pakai peralatan makan yang terbuat dari kayu. Pada musim ini, mama Martina biasanya masak kawiro dan mengantarnya ke pastoran, untuk Rm Marsel. Mama Martina juga memiliki keterampilan menenun, sebagaimana perempuan Sumba pada umumnya. Di hari tua ini, keduanya telah banyak beristirahat dari pekerjaan berat mengolah kebun. Usaha kebun dilanjutkan oleh anak-anak lelaki. Mama Martina mengisi waktu dengan menenun, di samping mengurus pekerjaaan harian sebagai seorang ibu sekaligus nenek bagi beberapa cucu.

Berkunjung ke rumah mereka, saya disuguhi sirih pinang dan diberi hadiah kain Sumba hasil tenunan mama Martina. Tuhan memberkati kedua orang tua ini. Saya tidak punya apa-apa untuk mereka selain berkat. Maka saya masuk ke daalam rumah dan keliling memberkati rumah kediaman mereka. Saya juga kontak Rm Janu Gonjaga di Roma untuk meminta berkat apostolik dari Paus Fransiskus untuk keduanya.

Comments
Loading...

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More