“Hidup dalam harmoni, bukan hanya dengan sesama Atoni, tetapi dengan seluruh umat manusia.”
Dili, 18 Oktober 2025 — Aula Spepal, Seminário São Pedro e São Paulo Fatumeta, menjadi saksi perjumpaan budaya dan refleksi mendalam tentang nilai-nilai dasar masyarakat Atoni Meto. Instituto Superior de Filosofia e Teologia (ISFIT) Dili menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “Implementation of Nekaf Mese Ansaof Mese Values in Intercultural Dialogue and Identity”, sebuah kegiatan yang memadukan riset akademik, kebijaksanaan lokal, dan semangat persaudaraan lintas batas.
Menutup Fase Pertama Kolaborasi Akademik ISFIT–UNWIRA
Dalam sambutannya, Rektor ISFIT, Fr. Justino Tanec, menegaskan bahwa seminar ini menandai penutupan fase pertama dari proyek riset bersama antara ISFIT Dili dan Universitas Katolik Widya Mandira Kupang (UNWIRA), yang dimulai sejak tahun 2023. Penelitian ini berfokus pada implementasi nilai Nekaf Mese Ansaof Mese “Satu Pikiran, Satu Hati” dalam konteks dialog lintas budaya di kawasan perbatasan Sakato (Timor-Leste) dan Wini (Indonesia).
“Penelitian ini bukan sekadar kegiatan akademik,” ujar Fr. Tanec, “melainkan sebuah pesan perdamaian: orang Atoni di dua sisi batas adalah satu keluarga, satu semangat, satu hati.”
Nilai Tradisi sebagai Filsafat Hidup
Seminar menghadirkan tiga pembicara utama: Fr. Patricius Neonnub, Fr. Francisco da Costa, dan Bapak Augusto Almeida da Silva.
Fr. Patricius menekankan bahwa Nekaf Mese Ansaof Mese bukan hanya semboyan moral, melainkan metafisika kehidupan komunal, landasan hidup bersama yang menolak individualisme dan menghidupkan rasa kebersamaan di tengah dunia modern yang makin terfragmentasi. “Satu hati dan satu pikiran,” katanya, “adalah panggilan untuk hidup dalam harmoni, bukan hanya dengan sesama Atoni, tetapi dengan seluruh umat manusia.”
Sementara itu, Fr. Francisco da Costa menguraikan akar filosofis dari nilai ini. Dalam tradisi Atoni, nekaf (pikiran) berkaitan dengan akal budi, sedangkan ansaof (hati) merujuk pada cinta dan belas kasih. Keduanya, bila disatukan, menjadi prinsip luhur yang disebut lulik, suci dan mengikat kehidupan bersama. Ia menambahkan bahwa ritual rekonsiliasi tok ta bua he taloin tafani mengajarkan kesadaran akan ketidaksempurnaan manusia dan mengarahkan semua kepada Usneno, Yang Mahatinggi.
Dari Solidaritas Menuju Spiritualitas
Dalam paparannya, Bapak Augusto Almeida da Silva mengangkat tema “From Solidarity to Spirituality: Implementation of Nekaf Mese Ansaof Mese in Atoni Meto Community.”
Ia menggambarkan konsep ini sebagai filsafat hidup orang Atoni Meto yang diwariskan secara lisan melalui pemimpin adat (lia nain). Nilai-nilai tersebut bukan hanya simbol identitas, tetapi juga pedoman sosial, ekonomi, dan religius yang menuntun kehidupan komunal menuju perdamaian dan rekonsiliasi.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, melibatkan tokoh adat dan kaum muda dari wilayah perbatasan. Melalui pendekatan ini, riset ISFIT-UNWIRA berhasil mendokumentasikan kembali kebijaksanaan lokal sebagai sumber inspirasi bagi pembangunan budaya perdamaian di kedua negara.
Dialog Lintas Batas, Identitas yang Menyatukan
Para peserta seminar berasal dari berbagai kalangan: mahasiswa ISFIT, perwakilan lembaga swasta, tokoh masyarakat dari Oecusse, serta tamu undangan dari Indonesia.
Suasana diskusi hangat dan terbuka, memperlihatkan bahwa Nekaf Mese Ansaof Mese bukan sekadar warisan masa lalu, melainkan fondasi bagi masa depan dialog antarbudaya dan persaudaraan antarbangsa.
Seminar ini mempertegas bahwa di tengah dunia yang makin terbelah oleh ideologi dan kepentingan, masyarakat Atoni Meto justru menawarkan model kehidupan yang sederhana namun mendalam: berpikir bersama, merasakan bersama, dan bertindak bersama.
Refleksi: Filsafat dari Perbatasan
Nilai-nilai yang diangkat dalam seminar ini memiliki daya aktual yang luas. Dalam konteks global yang sering dikuasai logika individualisme dan kompetisi, Nekaf Mese Ansaof Mese mengingatkan bahwa identitas sejati tidak ditemukan dalam isolasi, melainkan dalam perjumpaan.
Ia bukan sekadar slogan budaya, tetapi suatu filsafat rekonsiliatif yang menolak kekerasan dan menghidupkan solidaritas spiritual.
Penulis: Tim Redaksi ISFIT Dili
Editor: Unit Publikasi & Kerjasama ISFIT
Foto: Dokumentasi Panitia Seminar
Tanggal Terbit: 19 Oktober 2025