Veren Memang Keren

Gracella Veren Fraz namanya. Gadis blasteran Timor Leste, Kupang, Wini. Tamatan SMK Negeri 3 Kupang, jurusan Tata Busana. Maka dia terampil sekali dalam hal menjahit. Keterampilan ini menjadi modal talentanya untuk bekerja mencari nafkah hidup. Tak pelak, dia menjadi perempuan mandiri dalam hal rezeki hidup khususnya keuangan.
Veren, nama panggilannya, aktif dalam kehidupan menggereja di Paroki Wini. Sebagai Orang Muda Katolik, dia menyadari tanggung jawab gerejawinya untuk ikut ambil bagian dalam pelayanan di paroki. Semua kegiatan OMK diikutinya dengan semangat kerelaan untuk melayani. Ada sukacita dalam pelayanan itu. Pemberian diri untuk pelayanan gerejawi ini memberikan kebahagiaan rohani yang tidak bisa diukur dengan uang. Baginya, melayani Tuhan dan Gereja itu prioritas.
Dalam hal kerja, dia memiliki prinsip kemandirian menghasilkan uang untuk kehidupannya. Karena itu, talentanya dalam hal menjahit benar-benar dimanfaatkan untuk menafkahi hidupnya, dan juga membantu orangtuanya. Dia terampil dalam menjahit aneka pakaian. Gaun, kemeja, celana, dan lain-lain. Mutu jahitannya terjamin. Pelanggan puas karena hasilnya bagus. Tidak heran, orderannya banyak. Perlahan tapi pasti usaha menjahit berkembang.
Ketika ditanya tentang peluang usaha ke depan, dia berharap usahanya maju. Saya menganjurkan dia untuk investasi di koperasi. Di Wini ada pilihan koperasi seperti Serviam, Pintu Air dan Swasti Sari. Dia bisa memilih salah satu untuk investasi ke depan demi pengembangan usahanya. Rupanya dia tertarik dengan penjelasan saya mengenai koperasi. Dasar cerdas, Veren langsung memikirkan ide-ide pengembangan ke depan. Dia sudah berkomitmen untuk ikut koperasi.
Veren, perempuan muda dengan idealisme hidup yang luar biasa. Cerdas, kreatif, mandiri, tanggap, suka membantu, pekerja keras, punya prinsip hidup dan berkomitmen. Dia adalah inspirasi. Berdiskusi dengannya walau tidak lama, memberikan gambaran bahwa dia salah satu orang muda yang sukses. Lebih lagi seorang perempuan, yang dalam pandangan stereotip masyarakat, hanya bisa bergantung pada orang lain. Sebagai perempuan muda beridealisme tinggi, dia tidak suka bergantung pada orang lain. Dia membuktikan bahwa walaupun muda, walaupun perempuan, walaupun tamatan SMK, dia bisa hidup mandiri, punya pekerjaan yang menghasilkan uang. Kecerdasannya tampak. Kreativitasnya kelihatan. Hasilnya, dia memiliki uang sendiri, ketika banyak teman seusianya masih berkutat dengan pengangguran.
Dengan arahan saya mengenai koperasi, dia langsung menangkap peluang untuk investasi ke depan. Dia cepat sekali menangkap pentingnya manajemen keuangan melalui koperasi. Memang, saya akui, Veren luar biasa.
Ketika menyinggung soal rencana menikah, dia dengan tegas menyatakan tidak berpikir ke sana. Dia ingin hidup mandiri, agar bebas melayani Tuhan dan Gereja. Apakah mau jadi suster? Dia hanya tertawa. Baginya hidup yang sekarang tanpa terikat dengan lelaki manapun, juga tanpa terikat pada biara manapun, adalah sebuah pilihan yang membawa kebahagiaan baginya. Hidup ini pilihan. Dan dia memilih mengabdi Tuhan dengan caranya. Menjadi seorang penjahit yang sukses. Melayani Tuhan dan Gereja dengan sepenuh hati. Selebihnya Tuhan akan mengatur yang terbaik baginya. Dia menjahit pakaian sebagai pelayanan bagi sesama. Lalu Tuhan menjahit kehidupannya dengan aneka berkat. Itulah dia, Veren Fraz. Wiraswasta muda dari Wini.