Pastor Fay: Apinat Yang Bernyala di Sangatta
Paroki Sangatta sangat luas. Di kota Sangatta yang adalah ibu kota Kabupaten Kutai Timur, hanya ada satu paroki dengan wilayah pelayanan yang sangat luas. Paroki yang berpelindung Santa Theresia ini, merupakan bagian dari Keuskupan Agung Samarinda. Mayoritas umatnya adalah pendatang dari pelbagai daerah di Indonesia. Dari NTT, Sulawesi, Jawa, Sumatera, Maluku dan Papua. Terbanyak dari NTT, baik Flores maupun Timor.
Pastor Paroki saat ini adalah Pastor Paulus Fay, MSF. Di sini semua imam disapa Pastor. Tidak ada sapaan Romo atau Pater. Semuanya disapa Pastor. Termasuk kami yang berkarya di seminari pun disapa Pastor: Pastor Yarid dan Pastor Sipri, meskipun kami berdua bukanlah imam yang berkarya di paroki.
Pastor Fay dipercayakan oleh Uskup Yustinus sebagai pastor paroki. Di paroki ini beliau ditemani oleh rekan pastor dua orang dan bruder satu orang dari kongregasi yang sama. Ada Pastor Andy, Pastor Tarno dan Bruder Manche. Pastor Andy dan Pastor Tarno, imam senior yang kaya pengalaman pastoral. Meski ditempatkan sebagai pastor rekan mendampingi imam yunior, keduanya sungguh menjadi rekan kerja yang baik. Mereka bertiga menjadi tim pastor yang solid dalam berpastoral di medan yang berat ini. Ada komunikasi yang baik, koordinasi yang cerdas, dan kerjasama dalam kerendahan hati. Hasilnya paroki ini menjadi hidup.
Bruder Manche berasal dari Manggarai. Dia merantau ke Sangatta dan bekerja mengadu nasib. Tapi panggilan membiara lebih kuat. Apalagi sejak aktif di OMK paroki. Sebagian waktunya dihabiskan untuk melayani Gereja membantu para pastor. Akhirnya dia memutuskan masuk biara MSF, menjadi bruder. Setelah ditugaskan di beberapantempat, akhirnya dia ditempatkan kembali di Sangatta.
Pastor Tarno imam MDF dari Provinsi Jawa. Karena Stasi Bengalon akan ditingkatkan menjadi paroki maka tenaga imam dibutuhkan. Provinsi Kalimantan masih kekurangan imam MSF. Akhirnya dimintalah ke Provinsi Jawa. Provinsial mengutus Pastor Tarno yang sebelumnya berkarya di Jakarta Selatan.
Pastor Andy, sudah lama mengabdi sebagai pastor rekan di Sangatta sejak zaman Pastor Syamsudin. Kemudian berlanjut lagi bersama Pastor Fay yang diangkat sebagai Pastor Paroki Sangatta sejak 15 Agustus 2021. Kehadiran dua imam senior bersama bruder meneguhkan Pastor Fay dalam melayani sebagai pastor paroki. Komunitas pastoran menjadi hidup. Keempatnya merupakan tim pastoral yang kompak. Wilayah pelayanan yang luas dan berat terasa ringan karena kerjasama yang apik. Meski yunior dalam imamat, Pastor Fay mampu menjadi koordinator dan manajer pastoral parokial yang mantap. Koordinasi, konsultasi, diskusi, dialog selalu dilakukan dalam tim untuk mencapai keputusan dan kebijakan yang menghadirkan kasih pastoral bagi umat.
Kehadiran RD Yarid dan saya dalam asistensi paska ini merupakan bagian dari keputusan pastoral yang didahului oleh diskusi dan dialog penuh persaudaraan. Saya pribadi mengalami komunikasi persaudaraan itu terutama di saat makan bersama. Salah satu kunci persaudaraan ada di kamar makan. Sebagai komunitas imam religius, hidup komunitas itu sangat ditekankan. Wujud paling konkrit adalah makan bersama. Yang menarik, selalu semua anggota pastoran ditunggu sampai hadir di meja makan, barulah acara makan bersama dimulai dengan doa. Sambil makan, aneka topik dibahas. Dari yang ringan sampai berat. Dari kocak penuh candaan sampai serius mengerinyitkan dahi. Dari tawa lepas penuh sukacita sampai keheningan meresapkan intisari diskusi dan sharing pengalaman yang inspiratif. Sangat menyenangkan berada di dalam suasana akrab penuh persaudaraan ini.
Dalam proyeksi pastoral ke depan, para pastor MSF ini telah merancang bersama umat banyak hal penting. Apalagi di moment ulang tahun ke-25 paroki ini, rencana pengembangan paroki dan pembangunan gedung gereja menjadi bagian penting. Wilayah pelayanan yang luas dapat dipersempit dengan pembukaan paroki baru yang berpusat di Bengalon. Untuk itu memang dibutuhkan tenaga imam. Dengan adanya SMAK yang berada di bawah naungan Kementerian Agama, para siswa di asrama paroki dapat menjadi bibit-bibit panggilan di masa depan. Beberapa siswa telah menyatakan diri untuk menjadi calon MSF. Mereka diikutsertakan dalam kegiatan pastoral khususnya asistensi Natal dan Paska, maupun saat turne para pastor ke stasi-stasi. Kiranya dari antara mereka yang tertarik menjadi imam MSF, ada yang akhirnya terpanggil dan terpilih. Kelak mereka akan berkarya juga di tempat ini, seperti halnya Bruder Manche. Kebutuhan akan para imam tetap meningkat dari tahun ke tahun. Maka kita terus berdoa mohon panggilan agar semakin banyak anak muda kita terpanggil dan terpilih menjadi imam, baik imam diosesan maupun imam religius.
Sangatta ternyata sangat memikat. Bukan hanya memikat para pencari kerja. Tetapi juga urgensi pelayanan pastoral yang penuh tantangan dan peluang. Tuhan memberkati para pastor dan seluruh umat beriman. Semoga di tahun mendatang, bukan hanya ada Paroki Sangatta, tetapi juga telah berdiri Paroki Bengalon. Umat di pedalaman sawit pun akhirnya bisa merasakan pelayanan pastoral yang semakin dekat. Kiranya dari APINAT TTS lahir pula generasi baru Pastor Fay yang melayani di Sangatta dan Bengalon. Who knows? Tuhan mengatur dan memberkati.