FAKULTAS FILSAFAT UNWIRA DAN ISFIT ADAKAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PAROKI ST. FRANSISKUS XAVERIUS WINI

0 14
Sumber.dok.publikasi.

Wini, (25/11/24)-Pengabdian  Kepada Masyarakat (PKM) oleh kedua institiut besar yakni Fakultas Filsafat UNWIRA-Kupang dan ISFIT-Dili, bertempat di  Paroki St. Fransiskus Xaverius, Wini berjalan dengan baik. Para partisipan dalam kegiatan ini ialah mereka yang notabenenya adalah pasangan suami-istri katolik dari setiap KUB di paroki St. Fransiskus Xaverius, Wini. Pemaparan materi dari bidang Kitab Suci disampaikan oleh RD. Siprianus S. Senda dan bapak Bpk. Ligὀrio Borromeu, M. Phil.

Berdasarkan topik umum “Menanamkan Nilai Moral Perkawinan Katolik bagi Umat Wini dan Sakato”, Bpk. Ligὀrio Borromeu, M. Phil. menawarkan tema yang lebih  spesifik yakni halangan perceraian dalam keluarga katolik menurut perspektif kitab suci. Dalam pemaparan materi, beliau menekankan tiga aspek penting dalam perspektif kitab suci yang mengatakan halangan perceraian. 1). Gereja sangat menekankan pentingnya perkawinan monogami. Hal ini didasarkan pada Kitab Hukum kanonik yakni: Ratum et Consumatum, sebagaimana menekankan pentingnya aspek perjanjian dan hidup bersama. Lebih daripada itu, dalam perpektif kitab Kejadian 2: “Firman Tuhan: tidak baik manusia seorang diri”. 2). Gereja sangat menolak adanya perceraian dengan alasan apapun. Artinya bahwa gereja melihat perkawinan sebagai suatu sakramen sebagaimana sudah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan manusia. 3). Perkawinan tidak hanya sekadar rencana manusia, akan tetapi ada campur tangan dan rencana Allah, jadi perkawinan harus selaras dengan kehendak Allah (Mat. 12:1-9). Berdasarkan tiga poin yang disampaikan oleh pemateri pertama, secara umum mau menekankan bahwa perkawinan sejati adalah tak terceraikan atau monogami.

Sumber.dok.publikasi.

Sedangkan pemateri kedua, RD. Sipri Senda memberikan pengajaran lebih kepada hal-hal yang praktis yakni “kitab suci dan doa di dalam keluarga”. Pemateri kedua menekankan pentingnya kehidupan rohani di dalam keluarga dan lectio Divina  sebagai tawaran untuk menekankan keutuhan, keharmonisan dan kesejateraan hidup berkeluarga. Setelah diadakannya pemaparan materi dari kedua narasumber, para partisipan dibagi ke dalam empat kelompok besar untuk berdiskusi bersama terkait pengalaman hidup berkeluarga. Kemudian, para partisipan diberi kesempatan untuk memberikan atau mengajukan  pertanyaan-pertanyaan terkait nilai moral dalam perkawinan.

 

 

Comments
Loading...

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More