PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) DI WINI: NEKAF MESE ANSAOF MESE; LAHIR DARI KRISIS UNTUK KRISIS

Wini, 18 September 2023. Kegiatan PKM Bidang Filsafat kembali digelar oleh peserta Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat FF UNWIRA Kupang dan FF ISFIT. Pengabdian Kepada Masyarakat  kali ini terjadi di Paroki St. Fransiskus Xaverius Wini. Kegiatan ini sama dengan kegiatan yang telah dilakukan di Palaban, Oe-Cusse dengan pemateri yang sama, yakni Pater Peter Tan (Pembicara I) dan Pak Elídio Agusto Guterres (Pembicara II). Yang menjadi peserta dalam kegiatan ini ialah para guru dari beberapa sekolah di sekitar Paroki Wini, beberapa tokoh umat, guru agama, para katekis serta beberapa umat. Pater Peter Tan sebagai Pembicara I merangkum materinya di bawah tema “Memahami dan Menghidupi Spirit Nekaf Mese Ansaof Mese bagi Umat Paroki Wini-Keuskupan Atambua sebagai Basis Upaya Resolusi Konflik dalam Kehidupan Menggereja dan Memasyarakat“. Pembahasan yang diangkat oleh Pater Peter mengerucut pada pemahaman tentang gagasan hidup yang telah lama dihidupi oleh masyarakat, yakni Filosofi hidup “Nekaf Mese Ansaof Mese”. Pater Peter menegaskan pentingnya prinsip hidup Nekaf Mese Ansaof Mese dalam kehidupan masyarakat agar tidak ada sikap egoisme, mementingkan diri sendiri, hidup dalam keserakahan.

Untuk memperdalam pemahaman dan persoalan seputar gagasan hidup Nekaf Mese Ansaof Mese, Pater Peter mengangkat satu isu yang hangat dan sedang marak dihidupi saat ini, yakni isu Meritokrasi. Secara sederhana Meritokrasi dapat dipahami sebagai suatu sistem politik yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasi, bukan kekayaan atau kelas sosial. Sistem politik seperti inilah yang kini sedang berkembang pesat di negara-negara maju. Apabila sistem seperti ini merasuk di kalangan masyarakat biasa, maka dapat mengancam eksistensi prinsip hidup Nekaf Mese Ansaof Mese. Dikatakan bahwa “jika kesempatan itu dibagi secara sama kepada semua orang maka para pemenang layak menghirup kesuksesan mereka sepuas-puasnya”. Adalah adil antara orang yang kaya dan miskin, antara yang berijazah dan tidak berijazah, karena peluang diberikan secara sama kepada semua orang. Hasil akhirnya adalah ketimpangan sosial dan ekonomi. Adanya ketimpangan sosial dan ekonomi inilah yang bertentangan dengan hakikat prinsip hidup Nekaf Mese Ansaof Mese.

Hadir sebagai pembicara II, Pak Elídio. Secara singkat dikatakan bahwa pada dasarnya persaudaraan dan persatuan yang tertanam sejak lama dalam kehidupan          Kaesmetan (Atoin Pah Meto) saat ini hanya dipisahkan oleh batas wilayah. Sekalipun demikian, persaudaraan dan persatuan harus tetap dipelihara dan dijaga bersama demi kedamaian dan kesejahteraan dalam hidup. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini diakhiri dengan diskusi singkat yang dibagi dalam beberapa kelompok. Dalam diskusi kelompok tersebut, para peserta diarahkan untuk menjawab dan mendiskusikan beberapa pertanyaan penuntun. Dari jawaban-jawaban yang ada, diharapkan dapat menumbuhkan semangat hidup Nekaf Mese Ansaof Mese dalam diri peserta yang hadir.