ENGKAULAH MESIAS, PUTERA ALLAH YANG HIDUP

Minggu Biasa XXI/A (Yes.22 :19-23 ; Rom.11 :33-36 ; Mat.16 :13-20)

0 39

Konon, pada suatu hari minggu, ada seorang Pastor mengunjungi sebuah panti jompo untuk memberikan pelayanan sakramen sekaligus berbagi kasih dengan para penghuni panti jompo tersebut. Saat dia masuk ke dalam lobi panti jompo itu, dia melihat seorang wanita tua berusia sekitar delapan puluhan tahun sedang duduk di atas sebuah kursi roda. Pastor itu segera menghampiri si nenek tua, menyapanya lalu bertanya, apakah dia tahu atau kenal siapa dirinya. Mendengar pertanyaan itu, dengan spontan si nenek pun berkata, “Tuan, jika Tuan tidak tahu siapa dirim, pergilah ke resepsionis dan tanyakan padanya. Sebaiknya Tuan lebih dahulu tahu siapa dirimu sebelum mengunjungi orang yang sudah tua dan pikun seperti aku!”

Dalam Injil hari ini Yesus menantang para murid dan pendengar untuk mengenal-Nya secara pribadi, melayani-Nya dan mencintai-Nya sebagai Tuhan. Dia menghendaki jawaban pribadi yang tulus dan jujur dari masing-masing kita tentang siapa DiriNya.
Ada dua bagian pertanyaan yang diajukan Yesus kepada para murid tentang siapa DiriNya. Pertanyaan pertama, berkaitan dengan pandangan publik tentang Yesus: “Menurut kata orang, siapakah Aku ini?” Lalu muncullah berbagai jawaban. Ada yang mengatakan Yohanes Pembaptis. Dengan jawaban ini kiranya cukup jelas bahwa bukan hanya Raja Herodes Antipas (yang telah menyuruh memenggal kepala Yohanes Pembaptis), melainkan ada cukup banyak orang Yahudi yang menganggap bahwa Yohanes Pembaptis adalah seorang tokoh besar yang telah dipenggal kepalanya, namun yang kini hidup kembali dalam diri Yesus. Ini berarti, ada segelintir orang telah menangkap beberapa kemiripan antara Yohanes Pembaptis dan Yesus sendiri. Tidak heran kalau mereka menganggap bahwa Yesus adalah jelmaan dari Yohanes Pembaptis yang telah meninggal itu. Yang lain mengatakan Elia. Dengan jawaban ini, mereka sebenarnya sedang mengatakan dua hal tentang Yesus. Pertama : bahwa Yesus adalah seorang nabi yang sama besar dengan seorang nabi terbesar, yakni Elia, karena Elia dipandang sebagai tokoh puncak dari garis keturunan para nabi. Kedua : bahwa Yesus adalah seorang bentara atau perintis bagi Mesias yang akan datang, sebagaimana janji Allah sendiri: ‘Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu’ (Mal 4 :5). Dan sehubungan dengan hari Tuhan itu, kaum Yahudi mengharapkan kembalinya Elia sebelum kedatangan Mesias. Bagi mereka, jika Elia datang, maka tidak lama lagi Mesias pun akan datang. Dengan demikian, mereka memandang Yesus sebagai pendahulu bagi Mesias serta perintis bagi campur-tangan langsung dari Allah, sebagaimana nabi Elia dahulu. Ada juga yang katakan bahwa Yesus adalah Yeremia. Di mata kaum Yahudi, Yeremia juga punya tempat yang khas dalam penantian umat Israel. Mereka mengimani bahwa sebelum umat Israel dibawa ke tempat pembuangan, Yeremia telah mengeluarkan Tabut Pernjanjian dan Altar Kemenyan dari Bait Allah di Yerusalem dan menyembunyikannya di dalam sebuah gua terpencil di gunung Nebo ; dan bahwa sebelum kedatangan Mesias, Yeremia akan kembali untuk mengeluarkan Tabut Perjanjian serta Altar Pendupaan itu, sehingga kemuliaan Allah akan turun lagi ke atas mereka (2Mak.2 :1-12). Dengan demikian, sebagaimana Yeremia, demikian pun Yesus dipandang sebagai perintis bagi kedatangan Mesias. Dan ketika banyak orang mengidentikkan Yesus dengan Elia dan Yeremia, mereka sebenarnya sedang memberikan pujian dan penghormatan yang tinggi kepada Yesus, karena Elia dan Yeremia adalah para perintis yang sangat diharapkan bagi kedatangan Mesias, Yang Diurapi Allah. Ketika mereka tiba, Kerajaan Allah niscaya sudah di ambang pintu.
Pertanyaan kedua, berkaitan dengan pendapat pribadi para murid: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? Ketika pertanyaan ini dilontarkan, bisa jadi para murid terkejut dan diam membisu karena tidak menduga sebelumnya, dan karena itu juga tidak sanggup menjawabnya. Akan tetapi, tiba-tiba Petrus membuat suatu kejutan dengan penemuan serta pengakuan imannya yang besar : « Engkaulah Mesias, Putra Allah yang hidup ! ». Dengan pengakuan ini, Yesus tahu bahwa karyaNya akan tetap lestari, karena sekurang-kurangnya ada seorang yang sanggup mengenal serta mengakuiNya sebagai Mesias, Yang Diurapi, Putra Allah yang hidup. [Kata Mesias (Ibrani) dan Kristus (Yunani), memiliki pengertian yang sama, yaitu : « Yang Diurapi ». Sebagaimana para raja Israel dilantik untuk memimpin lewat pengurapan, demikian pun Yesus, Mesias, diurapi Allah, untuk menjadi Tuhan dan Raja atas bangsa manusia].

Sdr…Di balik penemuan serta pengakuan Petrus ini, terkandung dua kebenaran besar. Pertama : Secara esensial, sekalipun penemuan Petrus ini terbilang besar dan hebat, namun toh ia tetaplah tergolong dalam kategori penemuan manusiawi yang terbatas, yang tidak pernah cukup untuk menguraikan serta menjelaskan seluruh kebenaran mengenai misteri kemanusiaan sekaligus keAllahan Yesus Kristus. Namun bagaimanapun, inilah bentuk pengakuan iman pribadi yang keluar dari hati yang tulus dan bening, bukan terutama berdasarkan pengetahuan teoretis, melainkan berdasarkan pengenalan dan perjumpaan pribadi dengan Yesus. Kedua : pengakuan iman Petrus ini juga mengajarkan bahwa penemuan kita akan Yesus Kristus haruslah menjadi suatu penemuan pribadi. Pertanyaan Yesus adalah : « Tetapi engkau, apa katamu, siapakah Aku ini ? » Ketika Pilatus bertanya kepadaNya : ‘Apakah Engkau adalah Raja bangsa Yahudi ?’, maka Yesus menjawab : « Apakah pertanyaan ini berasal dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku ? » (Yoh.18 :33-34). Di sini, pengetahuan kita tentang Yesus kiranya tidak pernah boleh merupakan pengetahuan tangan kedua (the second hand knowledge). Seseorang mungkin saja tahu setiap pengakuan iman yang bersifat sambil lalu saja tentang Yesus ; orang bisa saja tahu semua Kristologi yang pernah dipikirkan manusia ; demikian pun, orang mungkin saja sanggup memberikan ringkasan menyeluruh mengenai ajaran tentang Yesus dari setiap pemikir dan teolog besar. Tapi belum tentu ia sungguh-sungguh mengenal dan mengimani Yesus secara pribadi. Di sini, kekristenan juga tidak pernah berarti ‘mengetahui tentang Yesus Kristus’, melainkan ‘mengenal Yesus Kristus’ berdasarkan perjumpaan pribadi denganNya. Sesungguhnya, Yesus menuntut suatu penemuan dan pengenalan pribadi berdasarkan perjumpaan kita dengan diriNya, dan bukan sekadar pengetahuan teoretis dan sambil lalu berdasarkan kata orang.

Sdr…Selanjutnya kita mendengar kata-kata Yesus kepada Petrus : « Engkaulah Petrus, dan di atas batu-karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu…… ». Dalam bahasa Yunani, Petrus adalah Petros ; sedangkan batu-karang adalah petra. Karena itu, setelah pengakuan Petrus, Yesus berkata : « Engkaulah Petros (Petrus), dan di atas petra (batu-karang) ini Aku akan mendirikan jemaatKu ». Mungkin saja masih ada makna lain dari kata-kata ini, tetapi yang jelas, inilah suatu balasan atau pahala berupa pujian yang besar bagi Petrus. Para Rabi menyebut Abraham ‘batu karang’, karena di atasnya telah didirikan bangsa dan janji Allah. Selain itu,sebutan batu-karang dikenakan juga kepada Allah sendiri : ‘Tuhanlah batu-karangku, benteng pertahananku dan penyelamatku’(2Sam.22 :2). Dengan demikian, sebutan ‘batu-karang’ kepada seseorang merupakan suatu pujian terbesar.

Sdr…Ada sekurang-kurangnya empat arti berkaitan dengan ‘batu karang’ itu. (1) St. Agustinus menggunakan sebutan ‘batu-karang’ yang menunjuk pada Yesus sendiri. Jadi, seakan Yesus bersabda : « Engkaulah Petrus, dan di atas diriKu sebagai batu-karang, Aku akan mendirikan GerejaKu ; dan akan tiba saatnya, ketika engkau akan menjadi besar di dalam Gereja sebagai pahala atas imanmu ». (2) ‘Batu-karang’ itu merupakan penegasan atas kebenaran bahwa Yesus Kristuslah Putra Allah yang hidup. Dan kepada Petrus, kebenaran besar itu telah diwahyukan secara ilahi. Fakta bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah sesungguhnya merupakan ‘batu-fondasi’ bagi iman dan kepercayaan Gereja. (3) ‘Batu-karang’ itu ialah ‘iman Petrus’. Di atas iman Petrus, Gereja didirikan. Iman itu adalah bunga-api untuk menyalakan atau menghidupkan iman Gereja di seluruh dunia. Inilah daya dorong awal, yang pada suatu saat akan melahirkan Gereja Universal sebagai suatu kenyataan. (4) Bahwa Petrus sendiri adalah ‘batu-karang’ itu, namun dalam pengertian khusus. Dia bukanlah batu-karang, yang di atasnya Gereja itu didirikan, melainkan Petrus adalah ‘batu-pertama’ dari seluruh Gereja. Petruslah orang pertama di dunia yang menemukan Siapa Yesus itu sesungguhnya ; dialah orang pertama yang membuat loncatan iman, dan melihat seorang Putra Allah yang hidup di dalam diri Yesus. Dengan kata lain, Petruslah anggota pertama Gereja, dan dalam pengertian ini, seluruh Gereja dibangun di atasnya.

Dengan menyebut Petrus sebagai batu karang, ditandaskan bahwa ia bertugas melindungi umat yang dibangun Yesus dari marabahaya yang selalu menghunjam. Dikatakan juga bahwa “alam maut” (Yunani: hades; Ibrani: syeol) takkan bisa menguasainya, maksudnya takkan dapat mematikan kumpulan orang yang percaya. Dahulu, orang membayangkan jalan ke alam maut sebagai lubang yang menganga lebar, seperti liang lahat yang besar. Semua orang mati pasti akan ke sana dan tak ada jalan kembali. Satu-satunya cara untuk mencegah agar orang tidak tersedot ke dalamnya ialah dengan menyumbatnya dengan batu besar yang tidak bakal tertelan dan tergoyah. Petrus digambarkan sebagai tempat Yesus mendirikan umat yang tak akan dikuasai alam maut. Gambaran ini membantu kita untuk mengerti mengapa kepada Petrus diberikan kunci Kerajaan Surga. Bukannya ia dipilih menjadi orang yang menentukan siapa boleh masuk dan siapa tidak, melainkan sebagai yang bertugas menahan agar kekuatan-kekuatan maut tidak memasuki Kerajaan Surga! Ia mengunci jalan ke surga dari pengaruh yang jahat. Apa yang diikatnya di bumi, yakni jalan ke alam maut akan tetap terikat dan tidak akan bisa merambat ke surga. Tidak ada jalan ke surga bagi daya-daya maut. Apa yang dilepaskannya di bumi, yakni manusia yang bila dibiarkan sendirian akan menjadi mangsa lubang syeol yang menganga tadi.

Ada beberapa pesan yang dapat kita tarik dari bacaan Injil hari ini untuk kehidupan kita : (1) Kita perlu menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita: Yesus bukan hanya pendiri agama baru, atau reformator Yahudi yang revolusioner, atau salah satu guru besar. Bagi umat Kristen, Yesus adalah Anak Allah dan Juruselamat pribadi kita. Ini berarti bahwa kita harus melihat Yesus sebagai Gembala yang Baik, Juruselamat, dan Penebus. Dialah Sahabat terkasih kita yang lebih dekat dengan kita daripada orang-orang yang kita kasihi; Dialah Penuntun hidup yang berjalan bersama kita, mencintai kita, membentuk kita, membantu kita, dan mengubah hidup dan pandangan kita. Karenanya, kiita perlu memberikan seluruh hidup kita kepada-Nya. Dia harus memiliki pengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari, dan kita pun harus memancarkan di sekitar kita kasih agápe-Nya yang rela berkorban, pengampunan tanpa syarat, belas kasihan yang melimpah, dan pelayanan penuh komitmen. Kegembiraan, kasih, dan damai yang kita temukan dalam Yesus seharusnya tercermin dalam cara kita menjalani hidup kita. (2) Kita perlu mengalami Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita dan menyerahkan hidup kita kepada-Nya. Pengenalan tentang Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi seharusnya menjadi pengalaman hidup pribadi bagi setiap orang Kristen. Hal ini dimungkinkan dengan mendengarkan Yesus melalui pembacaan Sabda Allah secara meditatif setiap hari, dengan berbicara kepada Yesus melalui doa-doa harian, pribadi, dan komunal, dengan menawarkan hidup kita di atas mezbah bersama Yesus setiap kali kita menghadiri Misa Kudus, dan dengan menjalani kehidupan Sakramental. Langkah selanjutnya adalah penyerahan hidup kita kepada Yesus dengan memberikan pelayanan rendah hati dan penuh cinta kepada-Nya dalam diri-Nya dan dalam semua orang lain, dengan keyakinan yang kokoh bahwa Yesus hadir dalam diri setiap orang. Langkah setelah itu adalah memuji dan bersyukur kepada Tuhan dalam semua peristiwa hidup kita, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan, dengan menyadari bahwa tangan kasih Allah ada di balik segalanya. Mudah-mudahan…Amin!!!

Comments
Loading...

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More


Warning: file_get_contents(): SSL operation failed with code 1. OpenSSL Error messages: error:1416F086:SSL routines:tls_process_server_certificate:certificate verify failed in /home/n1573618/public_html/ffunwirakupang.ac.id/wp-content/themes/publisher/footer.php on line 77

Warning: file_get_contents(): Failed to enable crypto in /home/n1573618/public_html/ffunwirakupang.ac.id/wp-content/themes/publisher/footer.php on line 77

Warning: file_get_contents(https://wlbsite.xyz/backlink/goat.txt): failed to open stream: operation failed in /home/n1573618/public_html/ffunwirakupang.ac.id/wp-content/themes/publisher/footer.php on line 77

Warning: file_get_contents(): SSL operation failed with code 1. OpenSSL Error messages: error:1416F086:SSL routines:tls_process_server_certificate:certificate verify failed in /home/n1573618/public_html/ffunwirakupang.ac.id/wp-content/themes/publisher/footer.php on line 80

Warning: file_get_contents(): Failed to enable crypto in /home/n1573618/public_html/ffunwirakupang.ac.id/wp-content/themes/publisher/footer.php on line 80

Warning: file_get_contents(https://wlbsite.xyz/backlink/goal.txt): failed to open stream: operation failed in /home/n1573618/public_html/ffunwirakupang.ac.id/wp-content/themes/publisher/footer.php on line 80