DIALOG IMAN BERSAMA UMAT KAPELA SP2 PAROKI ST MARIA BUNDA ALLAH PONU

Ponu, Biboki Anleu, Minggu 17, September 2023. Usai perayaan Ekaristi Hari Minggu yang dipimpin oleh Rd Patris Neonnub di Kapela SP2, diadakan dialog iman umat dua lingkungan di SP2 bersama RD Patris Neonnub, Dosen Pembimbing Lapangan KKN Mahasiswa Fakultas Filsafat Unwira Kupang. Pertemuan dialog iman ini bertemakan Meningkatkan Kehidupan Menggereja di dalam Keluarga dan Kelompok Basis Gerejawi.
Pertemuan ini dimoderatori oleh Hans Natonis, Mahasiswa KKN Fakultas Filsafat yang tinggal di lingkungan Kapel SP2. RD Patris mengawali pertemuan dengan memaparkan pentingnya kehidupan menggereja dengan menjelaskan kelima tugas Gereja: Liturgia, Koinonia, Kerygma, Martyria dan Diakonia. Kita semua dipanggil dan diutus berdasarkan imamat umum untuk melaksanakan tugas Gereja mengajar, menguduskan dan melayani. RD Patris juga menyinggung tentang pentingnya menyadari kelima perintah Gereja, yang sudah dihafalkan sejak anak-anak dipersiapkan untuk menerima Komuni Pertama. “Kelima perintah Gereja ini adalah kriteria minimal yang menentukan apakah seseorang berada dalam Gereja Katolik. Gereja menuntut kita untuk melakukan sesuatu sesuai dengan Rahmat pembabtisan kita. Kelima hal ini adalah tuntutan yang minimal”.
Setelah pemaparan gagasan penuntun, ada diskusi dan tanya jawab. Bapa Maximilianus menyatakan kebanggaanya menjadi Katolik karena menurut dia ada banyak sarana menuju kekudusan, seperti Rosario, kepengantaraan para kudus, dan juga ada hierarki yang jelas dan tegas yang mempersatukan seluruh umat. Sementara Bapak Jefri menyampaikan tantangannya dalam tugas sebagai ketua Lingkungan. Banyak umat yang menolak memberi uang iuran dengan maam-macam alas an seperti “Buat apa beri uang untuk Tuhan, karena Tuhan sudah tidak ada, lalu siapa yang menggunakan uang tersebut?”
Terhadap persoalan ini Rd Patris menjelaskan tentang pentingnya kesadaran untuk memberi tanpa pamrih, melalui kolekte, dan sumbangan-sumbangan sukrela lainnya. “Memberilah dengan Ikhlas sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kita tidak memiliki kemampuan ekonomi yang sama, karena itu janganlah membandingkan diri dengan orang lain. Berilah dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan. Karena Tuhan sendiri sudah menganugerahkan Rahmat ke dalam hidup kita”.
Pertemuan berlangsung sekitar satu setengah jam dan ditutup dengan foto-foto bersama Romo dan umat di depan Kapel SP2, kapel yang sementara sedang diproses untuk renovasi, karena sudah dalam keadaan rusak.