Reuni Unik Para Sahabat

0 143

Reuni Unik Para Sahabat

 

Persahabatan itu indah. Apalagi dilandasi kasih tulus. Tak lekang oleh panas. Awet dalam waktu. Persahabatan tak kenal usia. Dengan siapa saja ketika persahabatan itu dibangun dengan tulus, akan tetap langgeng dalam perjalanan waktu.

Di antara para sahabat saya lintas usia, ada beberapa yang saya kenal baik di Kupang maupun di Surabaya. Para sahabat muda yang saya kenal antara lain dari kelompok Solidaritas Misericordia yang saya dampingi di Kupang. Kelompok unik ini lintas agama dan mayoritas tamatan SMAK Giovanni Kupang. Setelah beberapa waktu bersama mereka dalam aneka kegiatan, akhirnya satu persatu terpisah ke pelbagai tempat karena melanjutkan pendidikan. Sebagian di Kupang. Sebagian lagi di Jawa. Di Surabaya ada Indah dan Maryam. Maryam asal Kalabahi telah menyelesaikan kuliah bidang psikologi dalam 7 semester dan akan segera wisuda. Indah masih menyelesaikan tugas akhir di bidang apoteker. Setiap kali singgah di Surabaya saya berusaha bertemu mereka dan bercerita bersama.

Demikian pula kali ini. Pulang dari Sangatta saya mampir di Surabaya untuk bertemu mereka. Maryam ternyata masih di Kupang. Maka saya bertemu dengan Indah dan tiga kawannya, Sindy, Cyntia dan Victoria. Sindy telah saya kenal dalam perjumpaan setahun silam.

Reuni para sahabat kali ini bernuansa paska. Sukacita paska meliputi jiwa kami. Anak-anak ini berasal dari pulau yang berbeda, tapi bersama dalam perjuangan pendidikan apoteker di Widya Mandala Surabaya. Indah dari Timor (Kupang). Sindy dari Sumatera (Lampung), Cyntia dari Sumba (Waikabubak) dan Victoria dari Flores (Ruteng). Kami berbincang mengenai studi mereka khususnya tugas akhir. Indah akan membahas efektivitas obat sakit jantung koroner. Sindy membahas salah satu sindrom penyakit jantung dan pengobatannya. Cyntia membahas korelasi pengetahuan dan kepatuhan minum obat hipertensi. Victoria mengulas penggunaan antibiotika untuk neonatus di ICU. Senang sekali mendengar penjelasan mereka mengenai tema yang mereka garap. Setiap orang memberikan gambaran rencana kerja tugas akhir. Kelihatan bahwa mereka calon apoteker yang hebat. Lulusan WM memang sudah diakui di mana-mana.

Saya memberi apresiasi dan motivasi untuk mereka. Juga janji untuk mendoakan mereka. Semoga sukses berkat campur tangan Tuhan yang merestui usaha mereka. Satu hal menarik dari para sahabat ini adalah persehatian dalam doa dan studi. Bersama seorang teman yang tidak sempat ikut reuni, mereka membentuk persekutuan doa dan studi bersama. Secara berkala mereka berjumpa dan berdoa bersama di gereja maupun gua Maria. Dalam studi mereka saling membantu dan memotivasi. Meski mereka berbeda Gereja, hal itu tidak menjadi halangan untuk bersekutu dalam doa dan studi. Bagi Indah, hal ini sudah biasa dialaminya dalam komunitas Solidaritas Misericordia di Kupang. Bahkan bisa jadi, komunitas kecil lima sekawan ini terwujud berkat bibit toleransi dan persekutuan yang sudah dialaminya di Kupang.

Kelompok lima sekawan para sahabat saya ini mengingatkan saya akan kelompok lima sekawan lintas agama yang dulu pernah saya jumpai pula saat mereka kuliah di Undana Kupang. Kelompok Marni Benidau, Mervy Jehadut dkk. Mereka kini telah tersebar ke mana-mana dan bekerja sebagai guru. Keunikan kelompok seperti ini adalah persahabatan rasa saudara. Mereka sangat kompak dalam studi bersama, saling menolong, saling menguatkan, sampai menyelesaikan studi dan berjuang selanjutnya dalam dunia kerja. Walau terpisah oleh jarak, persahabatan mereka tetap langgeng.

Tampaknya kelima sekawan yang di Surabaya ini kelak akan seperti Marni cs. Sebagai seorang imam, persahabatan dengan anak-anak muda ini merupakan bagian dari pelayanan imamat. Kehadiran dan pelayanan rohani saya untuk mereka mendatangkan sukacita tak terkatakan. Doa dan motivasi saya menjadi dukungan berarti buat mereka dalam mencapai keberhasilan demi masa depan. Alangkah bahagianya ketika menyaksikan mereka berhasil sampai diwisuda. Persahabatan imam dengan orang muda seperti ini membawa kekuatan tersendiri pula untuk tetap setia dalam imamat dan tetap menjadi berkat bagi sesama, khususnya para sahabat orang muda.

Kepada Cyntia, saya berjanji bila ke Sumba, saya akan usahakan singgah di rumahnya di Waikabubak. Perjumpaan dengan orang tua mereka, sebagaimana saya lakukan pada Indah dan lain-lain di Kupang, memperluas persahabatan saya sebagai imam. Jejaring persahabatan yang makin luas makin membuka peluang rahmat yang terbagi untuk kebaikan bersama.

Reuni singkat para sahabat ini merupakan secuil rahmat paska yang bermakna. Kami berpisah dengan rasa bahagia. Ada optimisme yang terbangun untuk semakin menjadi manusia kaya arti. Di titik ini saya teringat akan kata-kata bijak Sam Ratulangi dalaam bahasa Minahasa. Sitou timou tumou tou. Manusia hidup menghidupkan manusia lain. Sukses buat Indah, Sindy, Cyntia dan Victoria. Tuhan memberkati!

Ruang tunggu Bandara Juanda Surabaya

Comments
Loading...

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More