PKM: Perkawinan Itu Pembelajaran Seumur Hidup


Minggu, 19/05/2024. Dosen dan mahasiswa-mahasiswi Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira kupang menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Meningkatkan Pemahaman Dan Internalisasi Tentang Hukum Perkawinan Katolik Di Tengah Tantangan Era Digital 4.0 Bagi Orang Muda Katolik Stasi St. Kristoforus Matani-Kupang” kegiatan yang dilaksanakan di stasi St. Kristoforus Matani-Kupang ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kaum muda terkhususnya orang muda katolik stasi kristoforus matani tentang hukum perkawinan gereja katolik.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah peserta yang merupakan kelompok kategorial orang muda katolik (OMK) Stasi St. Kristoforus Matani-Kupang. Ketua pelaksana, RD Yohanes Subani dalam sambutan singkatnya ia mengatakan bahwa kegiatan ini tidak sekedar sebagai suatu bentuk pengabdian kepada masyarakat namun merupakan suatu bentuk dukungan terhadap keluarga-keluarga katolik agar mereka selalu termotivasi untuk semakin menginternalisasikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Hukum Perkawinan Gereja Katolik di tengah kemajuan teknologi.

Kegiatan ini dibagi dalam dua sesi yaitu sesi ceramah dan diskusi, dengan RD Yohanes Subani sebagai narasumber pertama yang memberikan pemahaman terkait dengan pernikahan dalam hukum perkawinan gereja katolik, serta RD Oktovianus Naif yang merupakan narasumber kedua memberikan perspektif teologis terkait dengan makna perkawinan serta tantangan-tantangan dalam hidup berumah tangga.
Dalam ceramahnya RD Oktivianus Naif mengatakan bahwa perkawinan dalam gereja katolik juga merupakan panggilan hidup yang mulia dan urgen maka membina keluarga tidaklah mudah. ”Perkawinan itu pembelajaran seumur hidup, maka anak muda perlu belajar dari orangtua bagaimana membina keluarga” tegas RD Oktovianus Naif.
Dampak buruk teknologi di era ini sangat dirasakan dalam kehidupan berkeluarga terkhususnya dalam keluarga-keluarga katolik. Ada berbagai macam persoalan yang dialami keluarga-keluarga katolik masa kini baik itu perselingkuhan hingga perceraian. Oleh karena itu keluarga katolik perlu memahami etika, makna, sifat hakiki, dan moralitas Sakramen Perkawinan Katolik. “Etika komunikasi perlu dijaga dengan baik agar keharmonisan dalam keluarga itu dapat tercipta. Dengan begitu sikap keterbukaan untuk saling menerima kekurangan antara suami istri itu dapat terjadi dan inilah kunci dari kesetiaan” kata RD Yohanes Subani dalam ceramahnya.

Kegiatan ini sangat menarik antusiame para peserta dan hal itu terbukti dengan banyaknya peserta yang bertanya dan menyimak ceramah-ceramah dari narasumber. “kegiatan PKM ini menurut saya sangat bermanfaat terutama ketika kami mendapat pemahaman-pemahaman terkait dengan nilai-nilai perkawinan dalam gereja katolik” ucap Erik Dari selaku peserta dalam kegiatan PKM.
Kegiatan pengabdian ini diketuai oleh Rm. Drs. Yohanes Subani, Pr. Lic.Iur.Can dan beranggotakan Rm. Dr. Oktovianus Naif, Pr (Anggota Dosen), Roswita Boe (Mahasiswi) dan Fransiskus E R Turu (Mahasiswa). kegiatan PKM ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi kaum muda Katolik terkait dengan nilai-nilai serta tantangan perkawinan di masa kini. “kami berterima kasih kepada RD Jhon beserta tim yang telah meluangkan waktu untuk orang muda katolik di Stasi St. Kristoforus Matani-Kupang semoga lewat kegiatan ini orang muda katolik dapat membekali diri mereka dengan martabat iman katolik, kami masih akan selalu menantikan kedatangan Romo dengan pembekalan-pembekalan iman semacam ini” ucap bapak Yuven Liunome selaku ketua bidang empat koordinator orang muda katolik Stasi St. Kristoforus Matani-Kupang. (F. Turu)