Mama Kepala Dari Paroki Wini

Namanya mama Bernadeta Bifel. Di Paroki Wini dikenal sebagai mama kepala. Ini ada kaitannya dengan jabatannya sebagai kepala SD Negeri. Mama kepala ternyata bukan hanya kepala di sekolah. Di gereja juga dia menjadi kepala Seksi Konsumsi. Segala urusan konsumsi saat hajatan apapun di paroki selalu beliau menjadi ketua seksi.
Mama kepala ternyata kawan sekelas
Rm John Subani dan Rm Okto Naif, kala berada di SMPK Noemuti, puluhan tahun lalu. Setamat SMP mereka berpisah. Rm John dan Rm Okto tetap bersama di seminari menengah dan seminari tinggi hingga menjadi imam. Teman mereka, Bernadeta Bifel, entah melanjutkan pendidikan di mana, mereka tidak tahu.
Puluhan tahun berlalu sejak mereka berpisah. Di luar dugaan mereka bertemu kembali di Wini. Penyelenggaraan ilahi luar biasa. Kegiatan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Internasional kerjasama Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira dan Instituto Superior de Filosofia e de Teologia Dili mempertemukan mereka dalam suasana sukacita penuh persaudaraan. Mama kepala sebagai ketua seksi konsumsi paroki dipercaya oleh Rm Yoris Giri untuk mengurus konsumsi selama kegiatan. Dengan sukacita mama kepala bersama anggotanya menyiapkan jamuan yang sedap. Apalagi menjamu kedua teman kelas yang kini telah menjadi imam.
Dalam sharing sesudah makan, mama kepala menceritakan pengalamannya menjadi ketua seksi konsumsi selama 8 tahun. Sebagai anggota Legio Maria, beliau terbiasa mengatur konsumsi dalam acara besar dengan pola ala Legio Maria yaitu masing-masing membawa aneka masakan. Saat makan, semua mengeluarkan bawaan masing-masing. Hasilnya makanan berlimpah. Selalu ada sisa. Luar biasa.
Pengalaman di Legio Maria ini diterapkan di paroki. Awalnya ada tantangan. Tapi secara perlahan mama kepala membuktikan bahwa pola ini justeru tepat dan meringankan beban panitia khususnya seksi konsumsi. Di sisi lain, semua umat turut mengambil bagian. Peribahasa yang tepat adalah berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Dan berkaitan dengan tema kegiatan mahasiswa, pengalaman ini merupakan bukti nyata Nekaf Mese Ansaof Mese.
Khusus dalam menjamu para mahasiswa dan dosen dalam kegiatan ini, mama kepala telah mengatur pembagian kelompok umat yang menanggung masakan dengan menu beragam. Hasilnya luar biasa. Seluruh peserta kegiatan makan sampai kenyang dan selalu ada lebih.
Mama Bernadeta tetap semangat melayani dengan sukacita. Apalagi dalam sharingnya terungkap pengalaman iman yang luar biasa. Beliau pernah sakit parah dan divonis dokter akan meninggal sesudah jam sembilan malam, jika tetap tidak sadarkan diri. Tetapi jika sadar se elum jam 9, maka akan tetap hidup. Ternyata pukul 08.30 malam beliau tersadar kembali. Selama tidak sadarkan diri, menurut ceritanya, dia berada di atu tempat dan disiksa, dipukuli, hendak dibinasakan. Tetapi dia tetap bertahan dengan kekuatan iman akan Yesus Kristus. Akhirnya para penyiksa menyerah dan mendorong dia sambil berteriak, “Pulanglah kembali, saatmu belum tiba.” Saat itulah dia tersadar.
Dalam refleksinya dia berkata, Tuhan masih memerlukan dia untuk pelayanan. Maka dia berkomitmen untuk melayani Tuhan dan Gereja dengan sepenuh hati. Apapun hambatannya, panggilan pelayanan bagi Tuhan dan Gereja tetap menjadi prioritas baginya. Luar biasa. Mama kepala memang terbaik.